Jumat, 26 Juli 2013

My Step Is Hard



Namaku Agatha. Aku nggak punya sahabat satupun. Boro-boro sahabat, teman pun hanya karena aku kaya aja. Aku ingin banget dapat sahabat yang setia dan nggak mandang harta atau kondisi. Sahabat yang benar-benar tulus menjadi sahabatku.

"Agatha, makan! Ikut?" panggil Mama.
"Hmm.... Ma, sekarang kan lagi puasa v-_-" jawabku.
"Bukan begitu! Makan itu...

M = Mama
A = Akan
K = Ke
A = Alun-alun Kota
N = Nanti

ikut nggak?" tanya Mama.

Mamaku memang seorang pelawak kelas kakap. Aku bahkan mengakuinya tapi aku kurang suka saat Mama mendapat banyak teman dari tetangga sebelah dan lainnya. Apakah aku harus lucu dan pandai melawak agar punya teman? Ah, impossible! Nggak perlu segitunya, kali?

"Ke alun-alun? Ngapain, Ma?" tanyaku seraya membaca Komik Detective Conan kesukaanku. Mumpung Mama ada didekatku. 
"Mau refreshing aja! Bosan ke Mall. Ikut? Kamu kan penakut kalau dirumah sendiri!" sindir Mama.
"Papa kemana memangnya?" aku mengangkat sebelah alisku.
"Papa ke Australia kemarin, bukan? Masa kamu lupa?" jawab Mama seraya berdandan apik didepan cermin.
"Baiklah, Agatha ikut, Ma!" aku berganti baju dengan cepat, tak mau ditinggal oleh Mama.

Aku sebenarnya malu untuk mengakuinya! Aku itu anak yang penakut. Entah bagaimana awalnya! Aku nggak berani baca comic detective conan sendiri, karena pasti selalu ada unsur pembunuhan. Lalu, aku nggak berani kalau ditinggal Mama sendiri dirumah. Tidur sendiripun nggak berani! Padahal, aku sudah berusia 12 Tahun. Memang sangat keterlaluan. Namun, itulah aku. Sang penakut.

Ready...

"Kamu pasti akan senang. Monica memiliki seorang putri yang sangat ramah dan sangat cantik. Tentu kamu akan senang berteman dengannya." jelas Mama disela-sela saat Mama menyemprotkan parfum.
"Terserahlah, Ma! Siapa namanya?" tanyaku yang.... umm... hanya 50% penasaran.
"Namanya Mini. Mama yakin, kamu bakal betah sama dia!" Mama mengedipkan sebelah matanya.
"Yeah, i hope that." jawabku lunglai.

Di alun-alun, banyak anak yang bermain riang. Mereka semua memiliki teman. Kecuali, seorang gadis murung yang tampak sendirian memainkan Tab nya. Wajahnya cantik, namun, ia tidak tersenyum. Banyak kerutan diwajahnya. Ia seperti anak berusia 19 tahun saja!

"Haii.... Umm... Aku Agatha." aku memperkenalkan diri.
"Hai Agatha. Aku Mini Monicarles." jawabnya. Namun, ia tetap cuek.
"Lepaskan tab mu." ujarku tegas. Aku tak suka lawan bicaraku mengabaikanku seperti itu.
"Aish, ada apa kamu mengaturku, anak miskin?!" bentaknya.

Aku terkejut! Baru kali ini aku dibentak dan dikatakan miskin! Benarkah dia anak Tante Monica? Kata Mama, dia sangat baik dan ramah! Namun, kenyataannya... baik? ramah? Pfft.... 

"Apa? Kamu iri ya sama aku yang punya tab keren? Mana tab mu? Hah?" bentaknya sekali lagi.
"Mr. Josh! Mr. Eduard!" panggilku pada kedua bodyguard pribadiku.
"Aku bukan orang miskin! Aku punya bodyguard! Mana bodyguard-mu, miskin?" tanyaku balik mengejek.
"A-a...apa?" ia tak berkutik. Aku merasa menang!
"Apa yang kamu maksud? Kamu mau membuatku tertawa, hah?" meleset! Dia tidak menyerah.
"Haii honey darling! Bagaimana, Mini sangat baik, bukan?" tiba-tiba, Mama datang!
"Hello manis! Apa yang Mama bilang? Agatha sangat menyenangkan. Ya, kan?" giliran Tante Monica yang bertanya pada Mini.
"Yeah, begitulah, Mama! Bisakah kita pulang, sekarang?" tanyaku memelas.
"Tidak buruk namun tidak istimewa." jawab Mini pada Mamanya.
"Ah, kalian ini! Ayo, kita mengobrol dulu sebentar, nak!" Mama duduk disebelahku.
"Mama tahu, kamu pasti ngerjain Mama dan Tante Zilla, ya kan?" Tante Monica mengedipkan sebelah matanya pada Mini yang masih cuek mengutak-atik tab nya.
"Sepertinya, sih, begitu." jawabnya cuek. Enek aku melihat tingkah Mini! Huh.... Tonjok aja tuh baru tahu rasa... Ikhh.... Gereget!
"Mama dan Tante Monica akan mengadakan pesta di rumah kita, honey. Kamu siapkan, ya?!" bisik Mama.
"Pesta apa, Ma?" tanyaku.
"Ulang Tahun Mini." jawab Mama dengan senyum bahagia.
"APA?! TIDAK! AKU TIDAK RELA ANAK SONGONG ITU MENGINJAKKAN KAKINYA DI RUMAHKU!" tolakku.
"Sayang, ada apa denganmu?" tanya Mama bingung.
"Tidak, sekali lagi, TIDAK!" seruku, aku memunggungi Mama.
"Tapi, Mama sudah berjanji!" desah Mama.
"Ada apa, jeng?" tanya Tante Monica.
"Nggak..." jawab Mama berbohong.
"Jika Agatha tidak mau pestanya ada di rumah Jeng Zilla, nggak pa-pa, kok! Kami akan mengundang JKT '48 ke KFC saja untuk pestanya." Tante Monica tersenyum.

Tunggu! JKT '48? IG Favoriteku! Mama nggak mungkin ngizinin aku ngundang JKT '48! Yeah, ini adalah kesempatan emas! Aku ingin bertemu Haruka! Baiklah, aku...

"Tidak, tidak apa-apa kok, Tante. Agatha tidak keberatan." elakku, mata Mama berbinar.
"Benarkah? Baiklah. Pestanya lusa, honey." Tante Monica mengelus rambutku.
"Sudahlah, Ma! Jangan di rumah anak itu!" desak Mini.
"Kamu akan senang, percaya pada Mama." Tante Monica mengedipkan sebelah matanya pada anak semata wayangnya yang super angkuh itu.

[BERSAMBUNG]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar